Tren Mobil Listrik di Jawa Barat Meningkat, BYD Terbanyak Nasional

Sumber Berita: Harapan Rakyat
Wuling Air EV

HARAPAN RAKYAT – Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Jawa Barat menunjukkan tren positif. Menurut data Dinas Perhubungan, jumlah kendaraan listrik di Jawa Barat meningkat tajam dalam tiga tahun terakhir. Dari hanya 3.133 unit pada 2022, menjadi 36.972 unit pada akhir 2024– naik lebih dari sepuluh kali lipat. Kota Bandung menjadi salah satu pusat pertumbuhan, dengan dukungan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) serta kebijakan pemerintah daerah.

Peningkatan minat konsumen juga terlihat dari pameran otomotif GIIAS Bandung 2025. Wuling Motors menargetkan 150 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) selama lima hari pameran, naik dari capaian 125 SPK di tahun sebelumnya. Produk andalannya seperti Air EV dan Binguo EV mendapat sambutan baik karena dianggap sesuai dengan karakter jalanan Bandung yang relatif sempit dan padat.

Preferensi masyarakat Bandung yang makin condong pada kendaraan listrik juga terlihat dari pernyataan Public Relation Manager Wuling Motors Indonesia Brian Gomgom. Menurutnya, penjualan mobil listrik di Jawa Barat tumbuh dua kali lipat dibanding tahun 2024 lalu, dengan kontribusi terbesar datang dari Bandung. “Pertumbuhan mobil listrik memang tumbuh pesat di Kota Bandung, termasuk kota besar lainnya,” katanya.

Sementara itu, di tingkat nasional, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan pasar mobil listrik masih dikuasai merek asal Tiongkok. BYD mencatat penjualan retail sebanyak 2.746 unit pada Agustus 2025, jauh meninggalkan pesaing terdekat Aion yang menjual 681 unit. Denza justru menjadi sorotan dengan peningkatan penjualan signifikan, dari 423 unit pada Juli menjadi 542 unit pada Agustus. Geely dan Xpeng juga mencatat kenaikan, sementara beberapa merek lain seperti Neta dan Seres justru melemah.

Kondisi ini memperlihatkan dua sisi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Di level nasional, pasar masih sangat terkonsentrasi pada BYD, sementara di daerah seperti Jawa Barat, konsumen mulai menunjukkan preferensi yang lebih beragam. Kombinasi insentif pemerintah daerah, kesiapan infrastruktur, dan strategi produsen menjadi faktor penting yang mendorong percepatan penggunaan mobil listrik. (*)