KABARBURSA.COM – Pemerintah menargetkan industri otomotif menjadi salah satu penggerak penting ekonomi nasional. Sektor ini diperkirakan mampu menyerap lebih dari 1,1 juta tenaga kerja, terdiri atas 100 ribu pekerja langsung dan satu juta pekerja tak langsung di sepanjang rantai pasok.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, daya saing industri otomotif perlu diperkuat melalui peningkatan ekspor dan penguasaan teknologi seperti semikonduktor dan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI). “Kita perlu memperluas penetrasi mobil produksi nasional di pasar global,” ujarnya dalam acara Tiga Juta Ekspor bagi Indonesia yang digelar PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang (Jawa Barat).
Tahun 2024, nilai ekspor mobil Indonesia menembus 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hingga Agustus 2025, ekspor mobil mencapai 375 ribu unit.Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menargetkan angka 500 ribu unit hingga akhir tahun.
Keberhasilan TMMIN menembus total ekspor tiga juta unit kendaraan sejak pengiriman perdana pada tahun 1987 hingga sekarang merupakan catatan penting bagi industri otomotif nasional. Kini, mobil buatan Indonesia telah dipasarkan di lebih dari 100 negara di benua Asia, Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika Latin.
Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah RI aktif membuka pasar baru bagi produk otomotif Indonesia. Upaya ini termasuk melalui keikutsertaan dalam blok perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP). Salah satu peluang terbesar datang dari negara Meksiko, yang berpotensi meningkatkan ekspor mobil Indonesia dalam dua tahun mendatang.
Produksi mobil Toyota Indonesia saat ini mencatatkan rata-rata 300 ribu unit per tahun, didukung oleh 240 pemasok tier 1 dan 540 pemasok tier 2. Ekosistem industri ini melibatkan sektor baja, plastik, ban, kaca, hingga komponen otomotif.
Kontribusi sektor alat angkutan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2024 mencapai 1,40% secara langsung, dan hingga enam persen secara tak langsung berkat rantai nilai yang panjang dari hulu ke hilir.
Airlangga menegaskan, penguasaan semikonduktor dan AI menjadi kunci untuk menjaga daya saing dalam jangka panjang. Saat ini, sekitar 90 persen mobil baru secara global sudah dilengkapi fitur AI. Nilai pasar sistem AI untuk Advanced Driver-Assistance Systems (ADAS) diproyeksikan mencapai 95 miliar dolar AS pada 2030.
Ia juga mengatakan Presiden Prabowo telah menginstruksikan penguatan ekosistem semikonduktor nasional. Beberapa produsen telah beroperasi di Indonesia, termasuk Infineon, yang menjadi pionir dalam rantai pasok teknologi tinggi di Tanah Air. Sebagai informasi, Infineon adalah perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang semikonduktor, khususnya memproduksi chip untuk otomotif, industri, dan perangkat elektronik. (*)









