BISNIS.COM — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan stabilitas sektor perbankan berperan penting dalam menjaga pemulihan ekonomi nasional. Dukungan itu termasuk untuk pembiayaan industri otomotif yang mampu menggerakkan banyak sektor lain, seperti tenaga kerja, konsumsi, dan industri pendukung.
Dalam Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan Kedua Tahun 2025, OJK menyebutkan keuangan Indonesia masih stabil. Bank masih menjalankan fungsinya dengan baik dalam menyalurkan pinjaman dan menghimpun dana masyarakat. Kestabilan ini menjadi dasar kuat bagi dunia usaha– terutama industri otomotif– untuk terus berkembang dan memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional (produk domestik bruto, PDB).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat (dana pihak ketiga, DPK) hingga bulan Juni 2025 terus meningkat. Kualitas aset juga membaik dengan turunnya risiko kredit. Sementara likuiditas dan permodalan bank berada di level aman.
“OJK mendorong bank untuk tetap menerapkan prinsip prudential banking, profesionalisme, dan inovasi agar pertumbuhan perbankan tetap sehat dan berkelanjutan,” kata Dian pada hari Sabtu, 11 Oktober 2025.
Data OJK menunjukkan, hingga Agustus 2025, DPK tumbuh 8,51 persen secara tahunan (year-on-year, YoY), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit 7,56 persen (YoY). Rasio kredit bermasalah (non-performing loan, NPL) gross tercatat 2,28 persen. Sedangkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio, CAR) berada di tingkat tinggi (26,03 persen).
LSPI juga menyoroti peran strategis industri otomotif dalam perekonomian nasional. Industri ini berkontribusi besar terhadap PDB dan memiliki efek berantai luas, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan konsumsi dan industri pendukung.
Meski pertumbuhan industri otomotif masih belum stabil, posisi Indonesia di dunia otomotif menguat dengan menempati 15 besar produsen kendaraan dunia pada 2024. OJK menilai sinergi antara perbankan, industri otomotif, dan pemerintah menjadi kunci menghadapi tantangan sekaligus menciptakan peluang pertumbuhan baru.
“Perbankan yang sehat mampu menyalurkan pembiayaan optimal ke sektor produktif, termasuk otomotif, sehingga memperkuat daya saing ekonomi nasional,” tulis OJK dalam laporannya. (*)









