Foto: Auto2000
KABAROTO.COM – Program Low Cost Green Car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) menjadi salah satu kebijakan penting. Kebijakan ini ikut mewarnai perkembangan industri otomotif nasional. Program ini dimulai pada tahun 2013 untuk menyediakan mobil terjangkau bagi kelas menengah sekaligus mendorong efisiensi energi dan produksi komponen dalam negeri.
Dasar hukum program ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013. Pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) bagi mobil yang memenuhi kriteria LCGC. Kebijakan ini membuat harga jual mobil bisa ditekan hingga sekitar Rp100 juta saat awal diluncurkan.
Produsen wajib memenuhi beberapa syarat agar produknya diakui sebagai LCGC. Syarat itu antara lain kapasitas mesin kecil antara 980 cc hingga 1.200 cc, efisiensi bahan bakar minimal 20 kilometer per liter, serta peningkatan kandungan lokal atau komponen yang diproduksi di Indonesia. Ketentuan ini mendorong investasi pabrikan dalam fasilitas perakitan dan pengembangan komponen lokal.
Setelah aturan diberlakukan, pasar langsung dibanjiri model baru. Daihatsu Ayla dan Toyota Agya menjadi pelopor, diikuti Honda Brio Satya dan Suzuki Karimun Wagon R pada 2013. Kehadiran model-model ini memperluas pilihan mobil murah di pasar domestik.
Perubahan besar terjadi pada 2016 ketika Daihatsu dan Toyota meluncurkan Sigra dan Calya. Kedua model tersebut merupakan konsep LCGC ke segmen serbaguna (multi purpose vehicle, MPV) tujuh penumpang. Mobil keluarga ini langsung populer di kalangan konsumen muda dan mendominasi penjualan nasional.
Beberapa merek lain seperti Nissan sempat mencoba peruntungan melalui Datsun GO dan GO+ Panca. Namun persaingan ketat dan tekanan ekonomi membuat Datsun berhenti produksi pada tahun 2020. Suzuki kemudian menghentikan produksi Karimun Wagon R pada tahun 2021.Program LCGC juga memunculkan kritik karena dianggap menyebabkan kanibalisasi pasar, yakni merebut pangsa penjualan dari segmen Low MPV non-LCGC. Meski demikian, hingga kini LCGC tetap menjadi tulang punggung industri otomotif Indonesia. Mobil irit dan harga terjangkau masih menjadi daya tarik utama bagi sebagian besar masyarakat, meskipun tren global mulai bergeser ke kendaraan listrik. (*)









