Jelang Akhir Tahun 2025, Penjualan Mobil Listrik Diprediksi Meningkat 

KUMPARAN – Penjualan kendaraan listrik murni (battery electric vehicle, BEV) diperkirakan naik pada bulan November hingga bulan Desember 2025. Peningkatan ini terjadi menjelang berakhirnya insentif impor mobil listrik completely built up (CBU) pada akhir tahun 2025. Pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai kenaikan ini diakibatkan produsen berupaya mempercepat penjualan sebelum insentif dihentikan.

Agen pemegang merek (APM) yang mengimpor mobil listrik akan memperkuat promosi dan program pembelian selama kuartal keempat tahun 2025. Tujuannya untuk menghabiskan stok CBU sebelum aturan impor baru diberlakukan. Aktivitas promosi ini juga menjadi strategi menghadapi penurunan penjualan bulanan yang sempat terjadi setelah pameran otomotif besar.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat penjualan mobil listrik secara whole sales selama bulan Januari–September 2025 mencapai 55.255 unit. Angka ini naik 27,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang berjumlah 43.188 unit. Meski demikian, pengiriman dari pabrik ke dealer pada bulan September 2025 turun 36,3 persen dibanding bulan Agustus 2025, dari 6.341 unit menjadi 4.039 unit.

Yannes menilai penurunan tersebut merupakan dampak normal setelah pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Pada periode tersebut, banyak terjadi pemesanan kendaraan. Sebagian besar pembeli berasal dari kalangan menengah ke atas yang membeli mobil listrik sebagai kendaraan kedua atau ketiga karena promosi besar-besaran.Masuknya merek baru ke pasar otomotif Indonesia juga ikut mendorong permintaan BEV. Beragam model dan harga yang semakin terjangkau membuat mobil listrik bersaing ketat dengan kendaraan bermesin bensin maupun solar (internal combustion engine, ICE). Keadaan ini menunjukkan pasar kendaraan listrik di Indonesia terus berkembang menjelang akhir tahun 2025. (*)