OLX NEWS – Pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) Bandung 2025 menunjukkan bahwa antusiasme terhadap mobil listrik kini meluas hingga ke tingkat regional, terutama di Jawa Barat. Selama pameran, pengunjung memperlihatkan minat tinggi terhadap berbagai model kendaraan elektrifikasi. Ini menandakan tren kendaraan ramah lingkungan mulai mengakar di luar Jakarta.
Dari sejumlah merek yang tampil, AION UT yang diproduksi GAC Indonesia menjadi salah satu sorotan utama. Mobil ini dinobatkan sebagai “Most Driven EV”. Ia mencatat 73 kali test drive, tertinggi di antara merek lainnya. “Penghargaan Most Driven EV ini menjadi bukti bahwa AION UT mampu menghadirkan performa, efisiensi, dan kenyamanan sesuai ekspektasi konsumen Indonesia,” kata Andry Ciu, Chief Executive Officer (CEO) GAC Indonesia.
AION UT merupakan model sport utility vehicle (SUV) listrik dari GAC Aion, submerek kendaraan listrik milik Guangzhou Automobile Group (GAC). Produsen mobil asal Tiongkok ini beroperasi di Indonesia sejak 2024. Model ini memiliki desain modern, ruang kabin lega, serta teknologi pintar yang ditujukan bagi konsumen perkotaan yang mulai beralih ke kendaraan listrik.
Data dari GIIAS Bandung juga menunjukkan pameran otomotif regional berperan penting dalam mempercepat transisi industri kendaraan menuju elektrifikasi. Tak hanya menciptakan peluang penjualan, pameran ini turut mendorong kerjasama antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat.
Dari sisi ekonomi, kehadiran produsen mobil listrik seperti GAC, Wuling, dan Hyundai di wilayah Jawa Barat turut memberi efek berantai bagi ekosistem otomotif lokal. Pusat perakitan, distribusi suku cadang, dan tenaga teknisi bersertifikasi menjadi bagian penting dari rantai pasok yang tumbuh di kawasan ini.
Dengan berkembangnya infrastruktur pengisian daya dan naiknya daya beli, Jawa Barat berpotensi menjadi salah satu daerah yang cepat menerima kendaraan listrik di Indonesia. Tren di GIIAS Bandung 2025 memperlihatkan bahwa masa depan mobil listrik di Indonesia tak lagi terbatas pada inovasi teknologi, melainkan juga pada seberapa cepat industri ini bisa meresap hingga ke daerah. (*)









